Jangan Traveling!

Iya, ini kesimpulan yang saya dapatkan setelah pengalaman kurang menyenangkan saat traveling akhir pekan kemarin di Curug Bengkok Leuwi Hejo dan untungnya ini tidak mempengaruhi keseluruhan acara jalan-jalannya.

Jadi, ketika saya dan teman-teman sedang duduk santai di warung Curug Bengkok Leuwi Hejo, ada yang ngebuang sampah bungkus rokok sembarangan gitu! Doh itu ya bikin kaget dan miris.

Ada seorang teman yang menegur si pembuang sampah sembarangan itu. Teman saya negor dengan santai banget, “Itu sampah kenapa dibuang sembarangan?” Terus dijawab, “Ya elah…ini kan sampah kertas, bisa terurai.”

Saat mendengar itu saya shok! Bisa sih tapi itu makan waktu berapa belas tahun keleus!

“Yah gak gitulah. Kalo semua orang berpikiran sama kayak lo yang ada sampah di sini numpuk. Lo jangan mau jalan-jalannya doang dong!”

“Yawda sih…gak ada tempat sampah juga di sini…” – sambil celingak-celinguk nyari tempat sampah.

“Ya elaaaah…lo kan bisa bawa dulu. Ntar kalo ada tempat sampah baru dibuang.”

“Kotor! Lagian gak bakalan banjir lah di sini”

“Masukin tas lo lah. Tas lo gede ini. Selipin satu juga gak apa-apa.”

Akhirnya si pembuang sampah sembarangan itu pun memungut sampahnya lagi dan menyimpannya di tas.

***

Kesel gak?

Saya sih kesel banget!

Salut sama kegigihan teman saya yang negor dengan santai dan bisa membuat sampah terpungut lagi.

Terus ya, saya jadi ingat ketika saya ke Kupang sama bos saya. Saat itu, kami sedang di dalam mobil. Terus sopir sewaan membuang sampah teh kotak dari dalam mobil ke jalanan. Tahukah kamu apa yang bos saya lakukan?

Bos: “Eh A [sebut dia A, daripada Mawar, kan? Ini kan sopirnya laki-laki dibahas], itu kamu kenapa buang sampah sembarangan?

A: Hehehe…kan gak apa-apa, Bos!

Bos: Berhentikan mobilnya dan tolong pungut lagi sampah tersebut.

Mobil pun berhenti dan sopir tersebut ngambil lagi sampahnya dan dia pun cari tempat sampah terdekat.

***

Dari dua contoh di atas, coba deh…geleng-geleng kepala gak sih kalau sampai sekarang…masiiiiih aja ada orang yang harus kita ingatkan untuk membuang sampah di tempatnya. Kalau pun gak ada tempatnya, bisa kan masukin tas dulu atau tenteng aja dulu kek ya!

Pengin banget bilang, “Keponakan-keponakan saya aja tau kalau sampah itu harus dibuang di tempat sampah atau kantongin dulu sampai nemu tempat sampahnya”.

Balik lagi ke kejadian yang pertama.

Tadi si pembuang sampah sembarangan bilang “gak akan banjir di sana karena di sana air terjun?”

Nih dijawab secepatnya:

Foto: Ci Evi
Foto: Ci Evi

Teman-teman lihat ada warung kan di sisi sebelah kiri foto? Nah, itu lokasi kami duduk-duduk dan si pembuang sampah sembarangan sempat membuang sampah di dekat-dekat situ. Ini terjadi lebih kurang 2 jam setelah kami ngobrol itu.

Duduk santai…hujan gerimis….hujan deras…gerimis…terus kami sempat lanjut untuk ke air terjun yang lebih jauh lagi, eh pas sampai sana tiba-tiba gledek beberapa kali. Saya dan beberapa teman memutuskan untuk lanjut turun dari air terjun dan mencari kamar mandi untuk berganti pakaian tapi beberapa teman lainnya memilih untuk berada di warung dulu. Eh, tidak disangka hujan semakin deras dan banjir pun datang!

Alhamdulillah teman-teman saya selamat semua. Wah, untuk cerita lengkapnya nanti deh, Insya Allah.

Kembali ke topik, kebayang gak kalau setengah dari pengunjung berpikiran yang sama, “Ah, sampah rokok doang.” atau “Sampah plastik doang! Kan gak ada tempat sampah!”

Ya elah…sorry nih ya kalau rada galak.

Kita protes kalau tempat wisata kotor. Kesel karena itu ngerusak hasil foto kita yang mau kita share di media sosial. Bilang kalau media asing terlalu menggembar-gemborkan sampah di Kuta saat foto sampah menjadi cover majalahnya. Tapi untuk naro sampah di tempatnya aja atau membawanya kembali pulang – at least sampai menemukan tempat sampah – kita enggan. Maunya tempat wisata yang bersih, indah, dan segar tapi pernah gak nanya ke diri sendiri, jangan-jangan kita, kebiasaan, dan pola pikir kita lah yang sebenarnya membuat rusak kebersihan tempat wisata. Beneran deh, I told you one think, if you not ready to clean up your trash, better you not traveling to anywhere!

Doh…please, change your mindset and behaviour! Gak susah kan buang sampah pada tempatnya? Gak kan?

Image from here

 

R.I

iTravel: Catatan Perjalanan ke Tegal Panjang

Namanya Tegal Panjang tapi letaknya bukan di Tegal. Jalurnya pun tidak terlalu panjang, jika dibandingkan gunung pada umumnya. Lebih kurang hanya 6 jam berjalan. 😉

Saya coba bikin catatan perjalanan ke Tegal Panjang-nya sesuai dengan ingatan ya hehe…maklum jalan-jalan ke Tegal Panjangnya ini di pertengahan tahun 2014.

Silahkan dibaca. 🙂

Untuk datang ke Tegal Panjang, saya dan komunitas Petualang24, memulainya di Bandung menuju Pengalengan pakai angkot sewaan. Rutenya lumayan jauh euy dan jalannya juga berbatuan. Lumayan bikin gak bisa tidur di angkot. Kira-kira sekitar jam 5 subuh, kami tiba di Desa Senep. Di sini kami re-packing bawaan, sholat, dan memulai petualangan ke Tegal Panjang.

Continue reading “iTravel: Catatan Perjalanan ke Tegal Panjang”