Hari Terakhir di 2020

03.50 PM

Di Jakarta Selatan, tempatku saat ini, hujan. Sebenarnya suasana yang sangat tepat untuk leyeh-leyeh. Namun, sudah dari pagi kepalaku berkutat mengenai beberapa hal, termasuk diantaranya memikirkan tahun 2021 yang akan datang dalam beberapa jam.

Aku bukan termasuk orang yang suka merayakan tahun baru. Bukan juga orang yang selalu membuat resolusi, malah dibilang ‘agak’ takut dalam membuat target hidup. πŸ˜€

Tapi ada satu kebiasaan yang rasanya bisa dibilang cukup konsisten dilakukan, kecuali tahun 2017. Yaitu menentukan satu kata untuk next year. Bisa dibilang resolusi ndak sih? Gak lah ya :’)

Pertama kali membuat one word-one word-an yaitu di 2015 dengan kata EXPLORE. Ya namanya juga lagi masa-masanya suka traveling banget ya. I mean, ya ampe sekarang juga suka tapi rasanya 2010-2015 merupakan fase yang sesuka itu lho sama traveling.

Lalu di tahun selanjutnya, 2016. Saya memilih kata FAITH. Bukan tanpa alasan pastinya, melainkan sebaliknya – dengan alasan yang kuat sekali. Ketika itu ada turbulence yang sangat kuat sehingga ya kalau tidak yakin dengan rencana Allah mah pasti saya udah ndak bisa bertahan hingga sekarang. Alhamdulillah ala kulli hal. Fase itu membuat saya belajar lebih mengenal Allah lagi dan rasanya menenangkan ya jika kita sudah mengenal Allah. πŸ™‚

Lalu 2017 kok gak ada, Dep?

Iya, itu masa-masa sibuk banget kayaknya plus hiatus dari dunia blog. Sehingga ya udah jalanin aja sebisa saya bisa ketika itu.

Tapi tenang, di 2018 ada. Yaitu SELF CARE, karena ya di 2017 tuh kan sibuk banget alhamdulillah sehingga merasa waktu untuk diri sendiri kurang. sehingga ya inginnya di 2018 bisa lebih mencintai diri sendiri dan Alhamdulillah seketika ada tekad, insyaa Allah ada jalannya. πŸ™‚

Lalu di 2018 dan 2019 Allah kasih aktivitas yang membuat saya masyaa Allah rasanya ya senang, menantang, belajar lagi, sehingga blog ini kembali ndak keurus. Gak mikirin juga one word-one word-an. Yang kepikiran mah semua program lancar, to do list selesai dan improving self value-nya dapat. Sampai akhirnya di Januari 2020, saya membuat one word lagi tapi bukan di blog melainkan di Notion.

Ayo tebak apa one word saya untuk 2020?

Yaitu berdaya!

Kenapa milih kata tersebut?

Wah panjang, suatu saat deh saya tulis insyaa Allah. Tapi singkatnya pengen jadi mahluk yang berdaya agar bisa bermanfaat bagi sesama, insyaa Allah. Doain ya!

Terus datang deh corona πŸ˜€

Masih bisa berdaya?

Alhamdulillah ala kulli hal, sedikit-sedikitlah mencoba bermanfaat sebisa mungkin. Bermanfaat di sini ndak melulu harus kaya, baru bisa nolong. Pintar dulu baru bisa berbagi. Tapi ya kita share aja apa yang bisa dishare. Allah yang Maha Mencukupi setiap kebutuhan hambaNya kan? πŸ™‚

Dan alhamdulillah di 2020 dipertemukan oleh banyak orang yang bisa satu frekuensi. Salah satu bentuk rejeki yang sulit diterjemahkan dalam bentuk angka.

Lalu, 2021 mau pilih kata apa, Dep?

Udah kepikiran sih. Tapi besok aja deh insyaa Allah ditulisnya.

Semoga di akhir 2020 ini kita bisa mengambil banyak hikmah dari setiap langkah hidup ya dan semoga Allah mengampuni segala dosa kita, baik yang gak disengaja maupun disengaja. Barakallahu fiikum.

Ladeva

Perjalanan yang Mendekatkan

Dua ribu dua belas hingga dua ribu empat belas adalah masa-masa saya sering ikut open trip.

Punya banyak kenalan baru dari komunitas open trip tersebut. Dan warbiyasanya, mereka santun, sopan, taat, dan (seinget saya) laki-lakinya tidak ada yang merokok. Dari sekian banyak perjalanan, banyak pula cerita yang bertaburan dari teman-teman baru ini.

Setiap orang punya alasannya sendiri saat memutuskan untuk ‘berjalan’. Dari alasan sekedar ‘suka’ hingga alasan yang bisa bikin saya mengangguk-angguk, ketika itu.

photo6255506166411012020
Sore di Floating Market, Lembang

Alhamdulillah takdir Allah tuh keren.

Dua ribu lima belas merupakan tahun yang membuat saya menjauh dari ‘perjalanan’ padahal ajakan datang dari manapun. Hiatus dari dunia traveling.

Lalu dua ribu enam belas diamanahkan untuk kembali bersentuhan dengan traveling, hingga di awal tahun ini harus lebih difokuskan.

Dan kembali lagi, setiap perjalanan punya cerita masing-masing. Perbedaannya kali ini, setiap cerita dikaitkan dengan Tauhiid dan kuasanya Allah serta ada keyakinan yang ditabur di perjalanan.

Kamu, kapan kali terakhir ‘berjalan’ untuk menemukan cintaNya?

Deva

One Word for 2016: Faith

Hello everyone! πŸ™‚

Faith di sini lebih ke rasa meyakini bahwa apa pun yang terjadi di hidup kita, mau hal yang besar atau kecil, harus diyakini sebagai hal yang terbaik untuk kita dapatkan, saat ini – dari sudut pandang Sang Maha Kuasa, yaitu Allah SWT. Untuk istilah Islaminya adalah Tauhiid.Β 

Faith – kadang bisa naik, bisa turun. Depend on what we do, with who we live and where do we stay. Berharapnya di tahun 2016, faith saya bisa lebih stabil, no matter what obstacles in my life.

Di awal tahun 2015 lalu, saya menulis One Word for 2015: ExploreΒ dan Alhamdulillah kata itu benar-benar berhasil menuntun saya untuk bereksplorasi sepanjang tahun. Membuat beberapa keputusan yang gak biasa saya ambil. Dan mungkin bagi orang yang sudah lama mengenal saya akan bereaksi, “Seriously, you did that?” πŸ˜€ Dan di awal menulis tahun lalu, kata Explore itu muncul karena berbarengan dengan rencana traveling yang cukup padat sepanjang 2015 tapi ya mau dikata apa masih sedih tiap ingat tiket yang harus hangus, rencana hanya tinggal rencana. Justru saya melakukan perjalanan ke Padang selama 10 hari – di luar rencana yang sudah dibuat sebelumnya dan yeah…jalan-jalan jarak pendeklah di sekitaran sini aja. Life! Dari berbagai penundaan rencana di tahun 2015 akhirnya ya akhirnya belajar bahwa “Explore” bukan hanya sesederhana travelling tapi bagaimana kita mengembangkan kemampuan diri agar pengetahuan semakin luas dan pemanfaatannya bisa berguna bagi banyak orang.

Rasanya 2015 akan sulit saya lewati jika tidak ada ilmu tauhiid dari berbagai arah. πŸ™‚

Lalu, apakah Ransel Ijo akan terus traveling di 2016? Insya Allah iya. Ada satu tujuan yang sedang saya persiapkan. Setiap kali ingat tujuan ini, rasanya too big to come true tapi bismillah aja. Nih lagi-lagi ‘Faith’nya harus ditambah. Hehehe…

IMG_5988.JPG
Very fine day at Telaga Cikeas. Taken by K’ Lukman

Yuk ah, tambahin kadar Faith kita biar semakin asik ngejalanin hidup. Agar ketika diberi nikmat kecil bisa tetap bersyukur, terus dipercaya kenikmatan-kenikmatan lainnya dengan porsi yang lebih besar lagi. πŸ™‚

Sekarang gantian yuk, what is your word for 2016?

Waiting here to read all your comments.

See ya!

R.I

[Update] Belajar Mengenal Kecewa

Sebelumnya, saya ingin berterima kasih kepada semua teman blogger yang telah menyumbang berbagai saran dan doa di tulisan sebelumnya dan juga kepada Jen, yang telah berkenan memberikan rekomendasi nama dokter via email ke saya. Thank you so much! πŸ™‚

Saya selalu percaya bahwa Allah pasti akan terus mendengarkan pinta hamba-Nya. Terlepas akan dikabulkan saat itu juga atau perlu waktu yang lebih lama untuk dikabulkan. Hal itu pun terjadi kepada Octav. Doa baik dari semuanya telah memudahkan jalan Octav mendapatkan kacamata yang ia butuhkan.

Continue reading “[Update] Belajar Mengenal Kecewa”

Belajar Mengenal Kecewa

Pernahkah kamu berharap dan dikecewakan saat itu juga?

***

Semalam, saya menemani kakak ipar ke Optik Melawai untuk membuat kacamata keponakan saya, Octav namanya. Bocah berusia 6 tahun yang mempunyai kelainan mata β€œlazy eyes” atau yang jamak disebut juling.

Mata kiri Octav sejak lahir juling dan mata kanannya minus 5 dan silinder. Bayangkan, betapa suramnya penglihatannya. Dulu, waktu berusia 9 bulan sempat diperiksakan ke dokter tapi karena usia yang masih terlalu dini, dokter tidak bisa melakukan apapun, selain hanya diberi penutup mata sebelah agar saling menyesuaikan.

Waktu terus berjalan.

Continue reading “Belajar Mengenal Kecewa”