Doa; Esensinya Ibadah?

Setelah pekan kemarin, saya menulis tentang Jatuh Cinta dengan Al Qur’an (lagi)? kali ini saya kembali memenuhi ‘challenge’ dari kelas Martikulasi-nya Komunitas Nouman Ali Khan Indonesia, yaitu resume dari dua video Ustadz NAK, yang berjudul

Allah itu Dekat – Nouman Ali Khan

Dan kisah Robert Davilla – Nouman Ali Khan

So, let’s start!

Bismillah

Di video Allah itu Dekat – Nouman Ali Khan, Ustadz memulai dengan tilawah QS Al Baqarah; 186.

QS 2; 186

Di dalam ayat ini, Allah menggunakan kata “ketika” bukan “if” untuk mengantisipasi kehadiran atau pertanyaan-pertanyaan kita kepadaNya. Jelas terlihat bahwa Allah ada dekat bersama kita untuk menjawab semua doa kita. Siapapun kita.

Wait?

Orang yang sering berbuat salah, masih…boleh nganggep Allah dekat dengannya?
Yes!

Orang yang sering bermaksiat, juga masih boleh beranggapan Allah dekat dengannya?
Yes!

Pencuri, koruptor, anak durhaka, dan segala jenis kemungkinan pelaku kejahatan, masih boleh berdoa ke Allah dan beranggapan Allah dekat dengannya?
Yes!

Hah? Sebaik itukah Allah?

YES!!!

Kalau begitu kita semua, siapapun – tanpa terkecuali – punya hubungan langsung dengan Allah? *mata berbinar-binar*

Yes, my sister and brother, yes!

Allah mengatakan apabila kamu menanyakan tentangKu, itu sudah cukup bagiKu untuk ikut serta langsung denganmu dalam perbincangan. Tidak seorang pun harus bertanya-tanya tentang Allah, dan ya itulah spirit dari do’a. Terutama di bulan Ramadhan ini. Terutama di 10 hari terakhir Ramadhan ini. Ya Rabb…ampuni kami…

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’annii”

Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi No 3760 dan Ibnu Majah No. 3850)

Itu adalah salah satu doa yang bisa kita baca di saat-saat 10 malam terakhir Ramadhan ini.

Oh iya, Ustadz NAK juga mengingatkan kita agar saat kita membaca do’a berusahalah untuk meresapi do’a-do’a tersebut karena saat itulah kita benar-benar berkomunikasi langsung dengan Allah.

Tapi, Dep…aku gak bisa bahasa arab, terus do’anya pakai bahasa yang lain, boleh?

Silahkan, sister and brother! Ustadz NAK sampaikan bahwa boleh kok kita berdoa pakai bahasa apapun, tetapi harus diingat bahwa saat berdoa adalah saat kita berbicara kepada Allah, jadi benar-benar maksimalkan pemahaman kita terhadap doa yang kita ucapkan tersebut.

Dan juga jangan takut untuk tidak dikabulkan doa-doa kita HANYA KARENA KITA MERASA BELUM MENJADI ORANG BERTAKWA SEPENUHNYA.

Mesti banget capslock, Dep?

Iya, karena Allah itu Maha Baik. 🙂
Jadi kita rasanya tidak pantas untuk berburuk sangka padaNya, meski hanya 1 detik saja.

Ustadz NAK mengutip penggalan ayat di QS 2; 186 tadi yaitu: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa”. Bukan “mengabulkan permohonan orang-orang yang beriman, orang muslim, orang bertaqwa, dsb”. Jadi, siapapun yang berdoa, dianggap sebagai pemohon.

Indah banget kan? 🙂

Duh nulis resume ini saya merasa gimana ya, antara mau nangis, senyum sendiri dan ya Rabb…

Bayangkan betapa sibuknya Allah, namun kapanpun kita berdoa pasti pasti pasti langsung Allah dengarkan. Fiuh…pantes ya jika kita berdoa kepada Allah dengan hati yang penuh kerendahan, langsung plong tuh seketika. Iya gak sih? :’)

Sehingga di bulan yang penuh rahmat ini, manfaatin sebanyak-banyaknya waktu untuk berdoa! Yakin, harus yakin bahwa Allah dengarkan dan akan dikabulkan. Tidak perlu mikir gimana caranya, Allah mah udah pasti Maha Mengetahui.

Satu yang perlu kita pahami bahwa kita dengan mudahnya berdoa kepada Allah, pastikan bahwa kita pun juga berusaha maksimal untuk memenuhi segala perintah Allah. Di ayat tersebut, Allah tidak berkata: “Harus menjalankan perintahKu” tapi “hendaklah mereka berusaha untuk memenuhi perintahKu”.

Dari penggalan ini jelasss banget masyaa Allah bahwa Allah itu ingin melihat usaha kita untuk selalu mendekat padaNya. Bukan hanya pada hasilnya.

ranselijo - nakquote

Selain itu, berimanlah kepada Allah.

Ya pastilah dep orang berdoa beriman ke Allah, masak ndak?

Hmm yakin? Apakah imanmu tidak akan turun jika ada doamu yang tidak langsung dikabulkan Allah?

Apapun jawaban Allah, kita harus terus beriman kepadaNya, tanpa tapi. 🙂

Runtunan ayat ini bertujuan agar kita bisa terus berada di jalan yang benar, untuk selalu diberikan petunjuk dari Allah karena apa? Karena kita sudah keep connecting dengan Allah.

Sahabat, Ustadz NAK menekankan bahwa doa adalah esensi, otaknya adalah ibadah. Doa adalah hati atau esensi saat beribadah.

Semoga Allah menjadikan kita hambaNya yang selalu berdoa, hanya padaNya. Aamiin…

Dari semua penjelasan ini, saya teringat sebuah kutipan dari Sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab: Aku tidak khawatir jika do’aku tak dikabulkan namun aku khawatir jika aku tak bisa berdo’a.

Jadi sebenarnya ada hubungan yang indah sekali antara momen berdoa dengan momen kita tilawah Qur’an yaitu:

‘Kita berkomunikasi dengan Allah melalui doa dan Allah berkomunikasi dengan kita melalui Al Quran. Jadi komunikasi ini lengkap, dua arah.’

Lalu apa hubungannya dengan video kedua Ustadz yang bercerita tentang kisah Robert Davilla?

Masyaa Allah rasanya saya tidak sanggup menceritakan seindah atau sepassionate Ustadz saat menjelaskan kisah ini detail by detail. Sila tonton langsung atau baca transkripnya di sini 🙂

Inti dari video tersebut adalah bagaimana doa seseorang dapat dikabulkan dari Allah, hidayah yang datang dari arah yang tidak diduga ke seseorang yang mungkin secara kasat mata dan kedangkalan ilmu bisa kita bilang: “Ah, mana mungkin!”

Tapi jika Allah sudah berkehendak, masyaa Allah…tidak ada yang tidak mungkin, bukan? 🙂

Tugas kita adalah berdoa, tidak boleh pesimis atas petunjuk Allah, dan ikhlas saat berdoa. Tidak perlu bingung atau khawatir bagaimana cara mendapatkan hidayah karena itu ranahnya Allah.

Dan it happen a lot to so many people.

Ketika kita doa bersungguh-sungguh, ikhlas semata untuk mendapat petunjuk dari Allah, beneran deh Allah bukakan semua pintu untuk hal tersebut, didatangilah teman, lingkungan, guru, dan sebagainya sebagai jalan kita mendekat padaNya.

Jadi bismillah yuk, pelan-pelan kita jalan kembali mendekat kepada Allah. Iya, gak mudah tapi percaya deh, bisa! Asal kita yakin, berusaha semaksimal mungkin dan terus merendah sebagai seorang hamba. 🙂

Ingat, Allah itu dekat.

Semoga Allah berkenan menuntun hati kita untuk selalu ingat padaNya ya 🙂

Aamiin…

Oh ya, selamat bergegas menjemput Lailatul Qadr dengan sebaik-baiknya usaha! 😉

Ladeva

Omongan itu Doa

Hari Rabu sore saya naik bajaj ke arah Wijaya dari Blok M demi menghadiri acara Ted X. Nah, ketika saya memberhentikan bajaj, saya kasih tau dong tujuan saya Wijaya 1.

Saya: 15 ribu ya, Pak.

Tukang Bajaj (TB): Iya Mbak *sambil ngebuka pintu bajaj dan bergegas nyalain gas*

Apa dalam pikiranmu?

TB itu setuju kalau bayarannya 15 ribu dan tahu arah ke Wijaya 1 kan?

Tidak lama, di perempatan jalan TB nanya banyak hal.

TB: Patokannya di mana, Mbak?

Saya: Pokoknya lurus aja Pak. Sebelah kanan lokasinya.

Jalan lagi.

TB: Mbak, itu sebelum SPBU?

Saya: Gak tau Pak. Beneran deh, cuma tinggal lurus aja kok.

Rasanya saya sudah cukup jelas untuk bilang saya tidak tahu patokannya. Saya baru 2 kali ke lokasi ini dan juga tidak bisa baca peta. Memasuki Wijaya, jalanan macet total dan hujan. Cara TB mengendarai bajaj pun sudah semakin ugal-ugalan demi bisa nyelip sana-sini. Pikir saya ketika itu, yawda deh ditambahin ongkosnya.

TB: Mbak, patokannya itu dimana sih?! *sedikit membentak*

Saya: Pak, dari tadi saya kan bilang saya gak tau…

TB: Itu sebelum SPBU atau di mana? Dari lampu merah masih jauh?

Saya: Pak, beneran…gak tau.

Hujan deras banget!

TB nanya hal serupa sampai saya bilang, “Pak, ini tinggal lurus. Nanti ongkosnya saya tambah.”

Eh, TB nyerocos gak jelas. Terus, dia minggirin bajajnya sambil ngebuka pintu.

TB: Mbak keluar aja sekarang. Ini macet banget. Saya gak dibayar juga gpp. Apa-apa gak tau kalo ditanya.

Saya: Ya ampun Pak, ini kan ongkosnya juga mau ditambah. Ini hujan, Pak.

TB: Udah keluar aja sekarang. Mau nyampe jam berapa ini! Keluar keluar!

Saya: *&%#

Emosi.

Jadi kemarin itu, hujan-hujanan lho! Gak ada payung juga. T_T

Terus cerita di atas, saya share ke Bang Dani dan Ryan, yang ketika itu juga mau menghadiri Tedx Jakarta.

Bang Dani: Iya sih emosi banget tapi kalau gw Dev, gw kasih uangnya. Gw doain dia biar berkah usahanya. Dia gak mikir kalau siapa tahu abis ngedrop lo, justru dia dapat penumpang lagi.

Saya: Duh, jadi bersalah banget udah emosi tadi.

Bang Dani: Wajar. Tapi coba diinget, kita kan gak tau doa apa dan kapan yang dikabulkan Malaikat.

DEG!

Jadi ingat kejadian beberapa hari lalu saat saya lagi main ke rumah Tante. Beliau lagi sakit. Terus ngomong gini ke anaknya yang masih kelas 1 SD: “Duh, Ibu pusing banget nih Dek. Berasa mau pingsan.” – ini ngomongnya becanda ya.

Terus sepupu saya yang kelas 1 SD itu ngejawab, “Ih Ibu, omongan kan itu doa.”

DEG!

Wah…kalau dilanjutin kontemplasi saya tentang omongan adalah doa bisa panjang bener. 🙂

Be careful to what you want to saySementara saya mau mikir-mikir lagi tentang kontemplasi hari ini, coba deh baca tulisan tentang doa yang linknya saya dapatkan dari Nadia.

R.I