Freelance itu…

Menggiurkan.

Kalau sudah tahu keahlian dan cara bagi waktu antara mengerjakan pekerjaan sampingan tersebut vs pekerjaan utama.

Kenapa tetiba membahas freelance?

Karena di salah satu akun twitter finplan, ada yang sedang buka topik diskusi tentang macam-macam job freelance dan berapa bayarannya.

Dan ternyata emang 1001 macam jenis pekerjaan freelance. Ada yang online shop dari skin care, peralatan rumah tangga, hingga baju bayi. Ada juga yang desainer grafis, survey online dan penulis artikel ataupun copywriting.

Menarik banget.

Diskusi tersebut jadi membuat saya ingat perjalanan freelance saya dari tahun 2010 hingga saat ini (meskipun sudah banyak berkurang frekuensinya).

Dulu, saya kerap terlibat dalam projek penulisan artikel, laporan perusahaan klien, translet, hingga transkrip juga.

Kalau sekarang, paling ndak masih terlibat di projek training komunikasi, alhamdulillah.

Lalu bagaimana membagi waktunya?

Ya harus tetap memprioritaskan pekerjaan utama ya. Selain itu juga pastikan memilih freelance yang kita sukai. Namanya juga pekerjaan sampingan. Sayang aja jika pekerjaan sampingan eh malah bikin kita pusing, hehehe 😀

Lalu tentang besaran pendapatan, bagaimana? Relatif sih. Tapi ya biasanya yang namanya jasa freelance memang lebih besar daripada yang utama – tapi jika freelance pasti tidak mendapatkan monthly benefit layaknya full time worker, seperti asuransi kesehatan.

Saat membaca diskusi di twitter tadi, rasanya semangat saya terpompa lagi untuk giat mencari media freelance yang lebih frekuentatif deh – terutama dalam bidang penulisan.

Nambah income agar bisa traveling? (Source: @pexels)

Kalau kalian, ada yang punya pengalaman freelance juga ndak? Sharing yuk!

Keberkahan

Masya Allah ya Allah selalu punya cara untuk bicara dengan kita tentang hal-hal yang selama ini kita bingungkan, atau kita gundah-gulana-kan.

Jadi ceritanya begini:

Belakangan ini, aku selalu mempertanyakan hasil keputusan yang ingin ku ambil.

Bagaimana jika ini, jika itu, jika gagal, jika bla bla dan bla…

Tapi pagi ini masya Allah, Allah takdirkan saya bertemu dengan seorang karyawan perempuan, yang ‘secara tidak sengaja’ menyeberang bersama dengan saya.

Beliau lebih dulu tersenyum ke saya dan akhirnya sepanjang jalan menuju tempat kantor (ternyata kantor kami berjarak 1 blok) kami mengobrol. Beliau lebih banyak yang bertanya tentang tempat kerja saya yang mungkin bagi sebagian orang tidak biasa, karena berupa yayasan Islam namun kok bekerja layaknya karyawan pada umumnya.

Singkat cerita, beliau ternyata ingin hijrah dan butuh komunitas yang support niatnya.

Saya merasa: masya Allah ya, banyak sekali orang yang ingin punya komunitas yang baik, lantas mengapa kami yang di dalam ini tidak bersyukur?

Itu yang pertama.

Cerita kedua adalah saat saya harus menyampaikan kepada salah satu anggota tim tentang kemungkinan mutasi amanahnya. Saya kira akan berlangsung dramatis, tapi ternyata masya Allah, Allah gerakkan hatinya untuk memberikan banyak hikmah ke saya.

Betapa bersyukurnya ia bisa ada di Yayasan ini dan keberkahan rejekinya yang belum pernah ia temui selama ini.

Berkah, bukan hanya tentang jumlah, namun ‘content’ dari rejeki itu sendiri.

Justru di diskusi kami tadi, saya yang banyak belajar dari sosoknya.

***

Kadang memang kita perlu mendudukkan hati agar dapat melihat segala sesuatu dengan lebih jernih.

Dan niat memang harus secara intens diluruskan, kembali lagi kepada ‘kejar berkahNya Allah, kejar ridhoNya Allah’.

Bismillah

Ladeva

Happy Bday Ranselijo!

Gak ngeh bahwa blog ini berulang tahun ke-4, sampai akhirnya cek tagihan kartu kredit. HAHAHAHA…

Di sana ditulis bahwa ada tagihan tahunan untuk blog ini.

Antara happy dengan sedih.

Happy bahwa sudah 4 tahun blog ini bernyawa namun sedih karena jarang di-update. So sorry about that.

So yeah, hi everyone!

Insya Allah sekali waktu akan keep update di sini.

Nulis ini juga lagi ada di mobil untuk survey sebuah kegiatan. See ya!

Ranselijo

Dalamnya Hati…

Sesungguhnya dalamnya lautan tidak ada yg mengetahui. Pun demikian dengan dalamnya hati seseorang. Dia diam bukan karena tidak merasa. Dia diam bukan karena tidak memerhatikan.

Tapi justru hatinya sedang sibuk memilah rasa dan prioritas.

Mana yang patut diucapkan, mana yang tidak. Mana yang perlu disampaikan di umum, mana yang perlu disampaikan pribadi ke yang bersangkutan.

Seperti kapal, berjalan pelan bahkan hampir tidak terlihat berjalan tapi insya Allah akan tiba di dermaga, kan?

Ladeva

Perjalanan Menjadi Lebih Mudah dengan Tiket2.com

Jadi ya, salah satu kerjaan saya di kantor adalah membuat konsep rencana perjalanan untuk dijual ke customer. Karena ini adalah hal baru di kantor, sehingga hal-hal teknis masih harus diurus secara manual.

Well oh well…ternyata mengurus perjalanan untuk diri sendiri jauh berbeda ya jika kita mengurus untuk customer karena pasti ada tingkat kepuasan customer yang harus banget kita utamakan. Tantangan pasti ada. Dari harga tiket yang fluktuatif, harga group booking yang harus segera di-deal-kan, dsb.

Di saat kemarin saya mau ke Lombok, harga ampun-ampunan deh naik drastis banget dari hari ke hari. Cek sana cek sini, ternyata Alhamdulillah nemu harga tiket pesawat promo di tiket2.com. Lumayan beda Rp 100-150ribu dengan provider tiket yang lain.🙂

Apalagi keuntungan memilih tiket2.com?

tiket
Setuju?

Oiya, doakan ya perjalanan saya ke Lombok berjalan lancar. Lumayan juga ini pengalaman perdana membawa rombongan berskala besar. Oh ya, bagi kalian yang ingin mencari tiket pesawat murah, mampir ke Tiket2.com aja ya!

Jujur aja sih, saya masih belum menyangka bahwa passion dan kerjaan bisa berjalan beriringan.😀

Semangat Rabu, Sahabat!

Deva