Hari ini ada seorang teman kerja yang ijin masuk setengah hari karena anaknya sedang berulang tahun. Ketika kali pertama dia bertanya ke saya bagaimana ya apakah diijinkan untuk hanya ikut rapat setengah hari, saya dengan gampangnya bilang, ya ijin aja karena ini kan ulang tahun anak dan rapat ini juga dadakan. Syukurlah, pada kenyataannya memang diijinkan.
Saat itu di pikiran saya terlintas suatu pikiran bahwa, “family time more important than anything.”
*sigh*
Beberapa waktu lalu, juga ada teman yang bercerita bahwa pasangannya sudah mulai ‘menegur halus’ dengan kesibukan teman saya ini. Lagi, dikarenakan family time yang mulai tergerus dengan pekerjaan.
***
Dulu saat berhadapan dengan klien dari sebuah corporate, mereka mengagung-agungkan bahwa pekerjaan mereka asik dan bisa tetap seimbang dalam membagi waktu. Begitu ditanya pulang jam berapa, mereka tidak bisa menjawab. Hanya muka yang terdiam dan mata kosong sebagai jawabannya.
***
Saya menulis ini mungkin sebagai bentuk refleksi kegiatan saya sekarang ini.
Kemudian bertanya, apakah benar ada yang namanya keseimbangan dalam hidup? Sejauh apa pekerjaan menyeret kita dan menggerus ‘family time’?
***
Hidup tuh ya gini ya. Punya tujuan, tapi ketika tujuan tersebut butuh pengorbanan yang besar – terutama mengorbankan ‘family time’, rasanya tujuan tersebut perlu di-desain ulang.

Kamu pernah mendesain ulang tujuan hidupmu?
Deva