Namanya Tegal Panjang tapi letaknya bukan di Tegal. Jalurnya pun tidak terlalu panjang, jika dibandingkan gunung pada umumnya. Lebih kurang hanya 6 jam berjalan. 😉
Saya coba bikin catatan perjalanan ke Tegal Panjang-nya sesuai dengan ingatan ya hehe…maklum jalan-jalan ke Tegal Panjangnya ini di pertengahan tahun 2014.
Silahkan dibaca. 🙂
Untuk datang ke Tegal Panjang, saya dan komunitas Petualang24, memulainya di Bandung menuju Pengalengan pakai angkot sewaan. Rutenya lumayan jauh euy dan jalannya juga berbatuan. Lumayan bikin gak bisa tidur di angkot. Kira-kira sekitar jam 5 subuh, kami tiba di Desa Senep. Di sini kami re-packing bawaan, sholat, dan memulai petualangan ke Tegal Panjang.
Oiya, sebelum mulai perjalanan ke Tegal Panjang, kami mencari sarapan dulu dong, ternyata ada sebuah warung yang biasa dijadikan andalan untuk mengisi perut saat sarapan menuju Tegal Panjang.


Jalur pertama yang dilihat pastinya adalah kebun teh. Duh itu ya bawaannya seger banget. Bentuknya kayak labirin, jadi lumayan muter-muter waktu itu. Sampai akhirnya teman-teman pun mengeluarkan GPS mereka. “Lho kok nyampe sini lagi?” Hahahaa…


Awan biru, daun hijau. Ya Allah…rasanya ingin banget pemandangan ini ada di Jakarta. 😀
Karena berkali-kali muter di kebun teh akhirnya…kami pun memberhentikan sebuah truk yang lewat. Ntahlah di mana kami berhenti, saya mah cuma ngikut aja. 😀
Setelah dari truk, baru tuh udah mulai masuk hutan. Tapi gak terlalu rapat, masih bisalah ketawa-ketawa santai. Kecuali kalau udah mulai rapat, rasanya energi lebih baik disimpan daripada untuk ngobrol.
Sampai akhirnya tim kami terbagi-bagi berdasarkan kecepatan jalan. Kalau untuk berangkat, saya prefer jalan di depan bareng team leader karena saya ini jalannya lambat, kalau terlalu kebelakang yang ada jadi malas. Nah, pas kami terlalu jauh ke depan, sedangkan yang membawa GPS di belakang (kami mah percaya sama Om Dwi sebagai Team Leader, udah ahlinya gunung) eh ternyata…kami ini salah jalur.
Jadi, ketika itu kami memutuskan untuk istirahat sejenak sambil nunggu teman-teman yang lain. Beneran istirahat sampai-sampai kata beberapa teman, “Dev, lo begitu duduk langsung tidur!” Hahaha..nikmat banget lho tidur di hutan itu. Gak lama saya terbangun karena mendengar ada yang memanggil saya. Ternyata itu teman-teman yang di belakang.
“Kalian tuh salah jalur. Kalau kalian nerusin ini tuh ke Papandayan! Kami udah sampai tadi di Tegal Panjang, Andreyaz lagi bikin tenda tuh. Ayo sini?” uhuk!
Ya sudahlah ya…balik arah dan ternyata jalan kami memang sudah terlalu jauh. Onde mande!
Dan begitu tiba di Tegal Panjang…rasanya ingin nangis!

Perut lapar, kaki capek, udahlah kita langsung duduk mengeluarkan perbekalan. Tahu gak yang saya bawa apa? Rendang buatan Mama! Hahaha…langsung habis seketika. Alhamdulillah cukup buat semuanya.
Kalau nenda ceria seperti ini, ya gak ada kegiatan apapun selain makan, minum, duduk, tidur, nyanyi, foto-foto, repeat it. Pas nulis ini, rasanya ingin balik lagi ke Tegal Panjang.
Pemandangan pas sore…itu ya kabut sekabut-kabutnya sampai Subuh. Pas menjelang siang baru deh keliatan lagi pemandangannya. Yang paling saya suka jika ada di gunung adalah bebas main air. Airnya segar bisa langsung diminum dari sumbernya! 😀
Ini proses dari Subuh:


Siangnya seperti ini:


Keindahan alam hari itu, tidak hanya berhenti di Tegal Panjang. Tapi kami lanjut ke Hutan Mati Papandayan. To be continued.
R.I
langitnya asoy 🙂
LikeLike
Asoy parah 😀
LikeLike
Subhanallaah Devaaaaaa. Luar biasaaa. Pengen deh bisa jalan begini Dev. Sambil ajakin anak tapinya. Semoga bisaa deh suatu saat. Penasaran jadinya ama rendang buatan Mamahnya Deva deh.
LikeLiked by 1 person
Waktu itu ada Bang, yang bawa anak umur 6 tahun perempuan hiking ke Gunung Gede. Luar biasa! x)))
Kalau untuk anak kecil, coba ke Gunung Padang, Bang. Anaknya Isnuansa kayaknya pernah ke sono.
LikeLike
Keren banget mbak. Kapan-kapan daku akan mengikuti jejakmu ke sana
LikeLike
Yuk mari yuk…. 😀
LikeLike
Yah, yah, yah! Pengen.
LikeLike
Yuk yuk yuk 😀
LikeLike
Deva…. itu fotonya so blue… suka bener deh. Sama yang matahari terbit itu. Keren abisssss…. dan ini di Bandung???? wowwwwww
LikeLike
Iyes, ini di Bandung. Tapi nanti kami keluarnya di Garut. Hahaha…jadi lintas kabupaten di hutan. 😀
LikeLiked by 1 person
Keren yo Indonesia.
LikeLiked by 1 person
bagus bangeeet, pengen kesiniiiiii
LikeLike
Yuk, Dit. Aku juga pengin balik lagi ke sini. 😀
LikeLike
kalo mau ke Tegal Panjang lagi kabar2 ya Devaaaa 😀
LikeLike
Yuk! Aku pengin ikut jejak Dita ke Gunung Padang nih, Februari ini kalau jadi. xD
LikeLike
kabutnya ajiiib 🙂
LikeLike
Banget. Dinginnya luar biasa. 😀
LikeLike
Kabut + semburat pagi = spektakuler!
Kalau di situ benar-benar bisa menghirup kabut, ya Mbak. :hihi
LikeLike
Iya Gara…segar bgt!
LikeLiked by 1 person
gak jauh2 amat dari ibukota ya padahal, lumayan buat weekend getaway bareng keluarga, sesekali nikmati langit biru dan udara bersih, hal yg gak bakal dapet di Jkt :))
———
Mengunjungi Gua di Sanliurfa Tempat Nabi Abraham Dilahirkan
LikeLike
Iya Mbak Feb…tp rada bingung sih bawa keluarga ke sana gimana caranya karena untuk ke sana harus “berani” numpang truk yg lewat 😁
LikeLike
Wuih, pemandangannya keren banget ya Dev!! 😀
LikeLike
Iyaaa Ko 😀
LikeLike
Dev, ini di Bandung? Aaaaa jadi pengen ngikut naik gunung deh
*satu-satunya gunung yang pernah didaki hanya Bromo ><
LikeLike
Iya naiknya dari Bandung tapi nanti keluarnya dari Garut. Selama naik gunung bareng orang yg asik dan berpengalaman, Insya Allah naik gunung gak terlalu mengerikan, Ra 🙂
LikeLiked by 1 person
saya pernah naik gunung papandayan, cuapeknya luar biasa, tapi terbayar ama pemandangannya. Itu enaknya naik gunung ya 🙂
Btw saya follow blognya ya, salam kenaal 🙂
LikeLike
Hi Mbak Anna 🙂
Sejauh ini naik gunung ini memang selalu terbayar sama pemandangannya ya. Aku blm pnh ke Puncak Papandayan, baru sampai ke Hutan Mati nya aja sama Pondok Salada euy. Makasih ya Mbak Anna udah follow 🙂
LikeLiked by 1 person
saya dan temen2 malah gak tau puncaknya yang mana haha. Yang jelas kita masang tenda di pondok salada trus naik ke hutan mati, trus naik lagi sampe nemu padang edelweis, tapi gak yakin itu puncak apa gak, sejauh mata memandang hamparan edelweis semua
LikeLike
Haduh karena aku belum pernah ke Puncaknya, jadi aku juga gak tau Puncaknya yang mana. Tapi ya…Hutan Mati itu amazing banget. Nanti aku akan tulis ttg Hutan Mati. 😀
LikeLike
iyaaa emejing banget, ditunggu postingannya!
LikeLike
Insya Allah, Mbak Anna 🙂
LikeLiked by 1 person
ahh, kabutnya bikin suasana makin syahdu itu 😀
LikeLike
Bikin pengin nangis, Fahmi. *sini anaknya melow*
LikeLike
Foto langit hijau bikin kangen naik gunung. Amazing bingits…
Liat entog terkenang kampung nan jauah dimato, hehe…
LikeLike
Wah…berarti aku manggilnya Uda Alris yo? Sesawa urang awak 😀
LikeLike
Waaaah, pemandangannya keren. Foto terakhir tuh luar biasa…. Tegal Panjang termasuk yang paling saya buru kalau ada kesempatan naik gunung ke tanah Sunda lagi 😀
LikeLike
Itu berangkatnya kapan??
Jdi pngen kesana nih..
LikeLike
Tahun lalu Mas
LikeLike
Mbak, ada itinerary nya gak ya? Boleh share dong kalau ada. Saya dan teman2 rencana mau tracking ke sana lanjut Papandayan (dari Jakarta). Cuman masih bingung antara naik dari papandayan turun lewat tegal panjang atau sebaliknya. Dan masih bingung masalah transport ke desa dekat tegal panjangnya. Dan apakah ramai orang yang naik lewat tegal panjang biar ada teman dan tidak tersesat? Hehehe. Terima kasih.
LikeLike
lewat jalur tegal panjang ke papandayan aman gak kak?
LikeLike
Aman, Insya Allah 🙂
LikeLike
Minta info lengkapnya dong ka. Katanya itu tempat konservasi. Dan ga blh sembarangan kesana.?
LikeLike
Info lengkap seperti apa? Sejauh ini di sana aman 🙂
LikeLike
mbak masuk tegal panjang kemaren ribet bgt ya izin nya sampai harus proposal segala, bisa dipermudah g ya?
LikeLike
Kakak boleh share cara menuju tegal panjang dari leuwi panjang? Turun pangalengan (tp pangalengan yg mana tepatnya? Heheh). Lalu ke desa terakhirnya transportasinya apa? Terimakasih 😅
LikeLike
Ka mau tanya dong,kalo mau ke tegal panjang kalo dari papandayan bisa ngga ya?terus butuh waktu brapa lama kira kira? Atau kalo awal perjalanan dari tegal panjang,kalo dari jakarta nanti turun bisnya dimana ya?makasih
LikeLike
Jadi pengen kesana,,ada yang mau barengan kesana ga y? Hihihi
LikeLike
Oh…jalurnya nyambung ke papandayan toh. Baru denger tentang Tegal Panjang ini. Keren!
LikeLike
Iya Mbak…Waaaaaaaaah Mbak Susan ke blog akuuuu *nangis terharu*
LikeLike