Pernahkah kamu memperhatikan percakapan dua orang yang saling mencurahkan perasaan dan keadaannya. Alih-alih mendengarkan, terkadang si lawan bicara justru juga menumpahkan kondisi yang sedang dialaminya. Bahkan tidak jarang, justru berujung kepada judgment lawan bicara.
Di tempat saya bekerja pernah ada kondisi seperti di atas, sampai seorang teman kerja menyeletuk, “Kok jadi kamu ikutan curhat? Kan aku yang lagi sedih!”
Atau, “Kok jadi nge-judge? Aku kan cuma mau cerita.”
***
Fitrah setiap manusia untuk selalu diperhatikan, dijadikan prioritas – meskipun mungkin lawan bicara juga tidak sedang dalam kondisi yang baik. Jadi teringat Guru pernah berkata, “Curhat kok sama manusia? Padahal apalah fungsi curhat ke seseorang yang sebenarnya juga tidak tahu solusi hidupnya seperti apa.”
Atau mungkin jika memang kita tidak bisa memberikan solusi apapun terhadap teman yang sedang bercerita, mendengarkan saja sudah lebih dari cukup, tanpa diiringi dengan tuduhan, penilaian, dan asumsi yang memojokkan lawan bicara.

***
“So what is the best way of listening? One that can generate positive feelings on both side and create a mutually agreeable and satisfactory form of communication. To do this we have to listen with our heart and mind open, free of our internal voice of judgment and criticism as well as the mental noise that form a constant backdrop to our inner world. This way we can truly empathize with the other person and find ourselves not judging and jumping to conclusion or correction their problems and providing unnecessary solutions, but really understanding what the other person is saying and why from the person’s point of view. Not ours.” – A Simple Life; 122.
***
Kalau kamu, kapan kali terakhir benar-benar mendengarkan seseorang? Tentu saja, mendengarkan tanpa sibuk melihat ke gadget masing-masing.
Deva
Wah, pertanyaan yang susah dijawab..
LikeLike
Hi Mbak Prita 🙂
LikeLiked by 1 person
Hai juga Mba Devaaaa
LikeLiked by 1 person
Hmm.. kapan ya?
LikeLike
Halah kok langsung send padahal mau pencet enter xD
Yg jelas kalo temenku curhat, awalnya aq tanya “mau cerita doang apa kasih saran?” Kalo bilangnya “aq cuman mau curhat”, ya wes ujung2nya kalo dia udh selesai, aq mek bilang “sabar yaaa”
LikeLike
😀
Jadi nanya dulu ya, Mbak 😉
LikeLike
Iya.. biar bisa nahan komentar wkwk
LikeLike
Paling gak bagus bahwa sadar untuk menahan komentar 😀
LikeLike
Bener.. soalnya kita sendiri kalo cerita trus dipotong krn yg dicurhatin komen kan sebel.. hehe
LikeLike
Embeeeer 😧
LikeLike
Samaaaa. Ato malah kalo temen-temen ujug2 curhat paling kutanya butuh saran atau nggam di akhirnya.
Devaaaaaa pertanyaan terakhir makjleb jestujes bangettt!
LikeLike
Iya.. kalo nyerocos langsung akhir2nya aq tanya “udah? Cerita doang ama minta komen?” Hahaha.. yg gk ngerti aq pasti langsung mbathin “iiihhh kok gitu seh” haha.. padahal gak semua orang curhat itu minta solusi..
Aq kalo curhat pasti bilangnya “aq mau curhat. Dengerin ya, gk usah komen sebelum aq tanya” xD
LikeLike
Hahahhaa rules comes first ya mbak
LikeLike
Kapan ya…
LikeLike
Mendengarkan tanpa ikutan ribet kayak nya sekarang ini dah jarang terjadi, kebanyakan yg di curhatin malah curhat balik hahaha
LikeLike
Hahaha ya kaaaaan udah jarang😷😷
LikeLike
i’ll learn
LikeLike
We should learn 🙂
LikeLike
Agak sulit ya. Mendengarkan tanpa komen atau ikutan curhat. Gw sendiri lupa kapan euy.
LikeLiked by 1 person
Hahahaha…balapan curhat jadinya ya
LikeLiked by 1 person
Iya. 😭
LikeLike
Iya betul. Orang cerita uneg-uneg hanya perlu telinga untuk mendengar. Terakhir orang curhat ke aku, minggu lalu. Anakku sendiri.
Selamat Idul Fitri Deva.
LikeLiked by 1 person
Mbaaaak Yo, ah aku kangen! Terima kasih, Mbak 🙂
Mbak, pernah nuliskah ttg cara menjadi teman curhat anak remaja? Kalau pernah, boleh minta linknya? Lagi pengen baca ttg hal tsb 🙂
LikeLike
Aku belum tulis tentang itu Deva. All is well with you? Lama tak basuo 🙂
Anak remaja memang susah-susah gampang ya.
LikeLike
Iya lama banget aku gak buka-buka blog sehingga buta kabar teman-teman blog. 🙂
LikeLike
Iya, sering sebenarnya yang dibutuhkan adalah pendengar ya 🙂 .
LikeLike
Iyes, Ko. 🙂
LikeLike
Sebaiknya curhat sama Tuhan ya, tapi kadang curhat sama manusia bisa bikin perasaan agak plong gitu sih..
LikeLike
Iya tapi jangan berharap selalu ada solusi kan, Uda. 🙂
LikeLike
Dua hari yg lalu, saat suami cerita tentang masa kecilnya.. Artikel yg menarik, Deva..👍🏼
LikeLike
Pasti suasananya asik banget ya saat mendengarkan cerita Suami ttg masa kecilnya, banyak memori 🙂
LikeLike
Nggggggg kapan ya. Suka bingung juga kalo dicurhatin sih kudu reaksi apa. Ada yg kalo kita dengerin dan diem aja, malah protes dikirain gak ikutan empati, mau komen jg takut ngganggu.
LikeLike
Menurutku ketika ada yg mau sharing ke kita, itu artinya mereka mau kita dengarkan. Itu aja dulu 🙂
LikeLike
listening is a hard thing is mba kadangg.. soalnya most of human being ada tendency buat reply dan bias dan kepoo.. hahahaha.
LikeLike
No doubt mbak 🙂
LikeLike
Seringnya malah jadi balapan (baca: gantian) curhat e 😂 setuju sih, terlebih manusia sering banget lupa untuk memposisikan diri dalam fase pendengar yang baik.
LikeLike
Setuju…
Nah, ntu…
Kadang” lg napsu”x crt eh g d perhatiin…
Nyautx jg cm..oh…uh…eh…
Bete deh….pdhl mtx kmn…
LikeLike
Thats true…sebel klo digituin lawan bicara, kdg lgsg nyeletuk meski kita g minta,huhuu
LikeLike