Hari ini ada seorang teman kerja yang ijin masuk setengah hari karena anaknya sedang berulang tahun. Ketika kali pertama dia bertanya ke saya bagaimana ya apakah diijinkan untuk hanya ikut rapat setengah hari, saya dengan gampangnya bilang, ya ijin aja karena ini kan ulang tahun anak dan rapat ini juga dadakan. Syukurlah, pada kenyataannya memang diijinkan.

Saat itu di pikiran saya terlintas suatu pikiran bahwa, “family time more important than anything.”

*sigh*

Beberapa waktu lalu, juga ada teman yang bercerita bahwa pasangannya sudah mulai ‘menegur halus’ dengan kesibukan teman saya ini. Lagi, dikarenakan family time yang mulai tergerus dengan pekerjaan.

***

Dulu saat berhadapan dengan klien dari sebuah corporate, mereka mengagung-agungkan bahwa pekerjaan mereka asik dan bisa tetap seimbang dalam membagi waktu. Begitu ditanya pulang jam berapa, mereka tidak bisa menjawab. Hanya muka yang terdiam dan mata kosong sebagai jawabannya.

***

Saya menulis ini mungkin sebagai bentuk refleksi kegiatan saya sekarang ini.

Kemudian bertanya, apakah benar ada yang namanya keseimbangan dalam hidup? Sejauh apa pekerjaan menyeret kita dan menggerus ‘family time’?

***

Hidup tuh ya gini ya. Punya tujuan, tapi ketika tujuan tersebut butuh pengorbanan yang besar – terutama mengorbankan ‘family time’, rasanya tujuan tersebut perlu di-desain ulang.

life-quotes-you-are-never-too-old-to-set-another-goal-or-to-dream-new-dream
Source: here

Kamu pernah mendesain ulang tujuan hidupmu?

Deva

39 responses to “Desain Ulang Tujuan Hidup, Pernah?”

  1. zilko Avatar

    “Tujuan” dan “prioritas” hidup rasanya akan beradaptasi seiring dengan usia dan posisi ya Dev 😀 .

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Iya benar, Ko. Jadi pasti berubah terus ya…

      Like

  2. Sandrine Tungka Avatar

    Pernah mba Dev… apalagi kalau hubungannya dengan pekerjaan.
    Bagi saya family is the most important thing in life, karena ikatannya seumur hidup. Tapi pekerjaan itu juga tidak bisa ditinggal. Keduanya perlu berjalan beriringan bersama. Memang sulit menjaganya. Awal-awal saya sering nangis pas suami pindah kerja dimana tiap hari dia pulang malam terus. Tapi rupanya lama kelamaan ketika ada saling pengertian saya bisa nerima dan suami mulai menata kerjaan barunya. Tergantung sejauh mana kita mengatur prioritas.

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Thanks for sharingnya mbak…untuk itu perlu kerjasama semua anggota keluarga ya mbak agar ada saling pengertian 🙂

      Like

  3. Wien Avatar

    Tentu pernah mba Dev. But afterall, it’s all about priority karena setiap hal pasti ada plus dan minusnya

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Iyaaaa ya pasti ada plus minusnya. Thanks mbak Wien 🙂

      Like

      1. Wien Avatar

        Sama-sama mba Dev!

        Like

  4. denaldd Avatar

    Aku pernah Dev. Ketika Bapak meninggal. Semua kudesain ulang. Aku pernah tulis disini http://www.conedm.nl/denald/?p=1860 keluarga buatku tetap paling utama, bahkan aku rela melepaskan jabatan yang sudah ada digenggaman, yang selama ini aku perjuangkan untuk mendapatkannya.

    Like

    1. ranselijo Avatar

      😦 sekarang sudah ada di track yg mbak inginkan?

      Like

      1. denaldd Avatar

        Alhamdulillah sudah. Bersama suami, aku membangun desain hidup yang lain sekarang, pasca keguguran 🙂

        Like

      2. ranselijo Avatar

        Alhamdulillah glad to hear that mbak 🙂 semoga Allah berkahi ya mbak 🙂

        Liked by 1 person

  5. may ~ 3 di bumi Avatar

    pernah, 2 tahun lalu waktu memutuskan pindah kerja, ngga terlalu significant sih Dev, tapi alhamdulillah ada perubahan, ke arah lebih baik 🙂

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Sekarang malah bisa terus traveling ya mak? 😀

      Like

      1. may ~ 3 di bumi Avatar

        Lumayan lebih banyak 😀😀
        Tapi menurutku memang setiap saat harus ingat tujuan hidup,re designed selalu

        Like

      2. ranselijo Avatar

        Noted! Karena aku sempat berpikir, tujuan hidup itu tidak perlu didesain ulang. 🙂

        Like

  6. ceritariyanti Avatar

    Atau sebuah alternative lain ya mba yang membuat kita harus selalu aware pada makna hidup… pada saat kita mati nanti, apa ya yang kita bawa? apa ya yang diingat orang tentang kita? -salam-

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Aku lebih condong berpikir apa yang kita bawa saat wafat kelak. Kalau apa yang diingat orang tentang kita, aku gak terlalu berpikir ke sana, Mbak. 🙂

      Liked by 1 person

  7. Dita Avatar

    aku aja kepikiran gak kerja kalo seandainya nanti punya anak, duuuh dilemaaaa dilemaaaa 😦

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Gak usah kerjaaaaa Dit! Asal semua sudah tersedia #eaaa

      *RD udah berapa RD* x)

      Like

  8. Gara Avatar
    Gara

    Perang pekerjaan dan keluarga sudah pernah saya jalani dari dua sisi, dan kalau sekarang, saya lebih memilih keluarga :hehe. Nggak tahu kenapa, meski kantor itu penting dan memberi banyak penghargaan, dan setahu saya tidak ada keluarga yang memberi penghargaan dalam bentuk plakat pada anggota keluarganya, saya lebih memilih keluarga. Mungkin ini kali ya, blood is thicker than water :hehe. Dan mungkin karena keluargalah yang akan ada ketika kita jatuh benar-benar terjatuh, bukannya rekan kerja, apalagi kolega :)).

    Like

    1. ranselijo Avatar

      So true and agree, Gara! When we failed, only a true friend and family who will beside us. Been there also.

      Seru kali ya kalau pekerjaan dan family bisa seimbang. Tapi apa itu ada ya?

      Liked by 1 person

      1. Gara Avatar
        Gara

        Kayaknya ada Mbak, jika kita berniat dan berusaha ke arah sana. Maksudnya, ketimbang menunggu dapat pekerjaan yang bisa seimbang dengan keluarga, kan lebih baik kita ya yang menyeimbangkan pekerjaan dengan keluarga itu :hehe.

        Like

      2. Gara Avatar
        Gara

        Hore!

        Like

  9. nyonyasepatu Avatar

    Pernah setelah resign hahaa. Selama kerja yaaa jd budak deh. Yg ada kadang2 wiken pun masuk. Males bgt

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Terus sekarang kan Mbak Non udah kerja lagi…redesign lagi dong, Mbak?

      Like

      1. nyonyasepatu Avatar

        Resign lagi nih skr haha. Abis pulang kantornya lebih malam lagi dan tambah stress.

        Like

      2. ranselijo Avatar

        Wooooh udah resign lagi hahahahhaa… Jalan2 lebih gampang :p

        Like

  10. adelinatampubolon Avatar

    Pernah bangat mbak, sampai gonta ganti fokus dan bidang kerjaan, akhirnya kebingungan sendiri sebenarnya yang dicari itu apa yach? hikksss

    Like

    1. ranselijo Avatar

      Sekarang sudah menemukannya mbak?

      Liked by 1 person

      1. adelinatampubolon Avatar

        Masih abu2. Wkwkwk..

        Like

      2. ranselijo Avatar

        Keep riding, mbak 🙂

        Liked by 1 person

  11. Febriyan Lukito Avatar

    Pernah Dev tapi sampai sekarang tetep aja desain ulangnya belum dijalanin hiks. 😦
    baca soal kerja dan keluarga jadi inget film barat yang diangkat dari novel itu.

    Like

    1. ranselijo Avatar
      1. Febriyan Lukito Avatar

        Td pas komen lupa. Skrg br inget. Devil wears Prada. Hahaha

        Like

      2. ranselijo Avatar

        Wohooo aku suka banget film itu! Ceritanya keren!

        Liked by 1 person

      3. Febriyan Lukito Avatar

        Hahahaha. Ceritanya sama spt postmu kan?

        Like

  12. Beby Avatar

    Aku sempet ngerasain Mbak, ulang tahun tanpa Mama karena beliau dinas ke luar kota. Trus aku murung sampe seharian 😦 *anaknya baperan*

    Dan ya, kenyataannya wanita bekerja mesti punya manajemen waktu yang baik ya 😀

    Like

Leave a reply to Gara Cancel reply

I’m Ladeva

“Hello, wonderful readers! 🌟

I’m so glad you’ve found your way here. Whether it’s your first visit or you’re returning, consider this a cozy little corner of the internet just for you. I hope you find joy, inspiration, and maybe even a smile or two as you scroll through today’s post. Grab a cup of your favorite drink, settle in, and let’s enjoy this moment together. Your presence here means the world to me—happy reading!

Let’s connect