Beberapa hari ini, di reader WordPress saya sering keluar tulisan dari para blogger tentang “trafik” blog mereka. Hal menarik buat didiskusikan lebih lanjut, menurut saya. Selama kurang lebih 5 tahun punya blog (wow…blog saya ini baru ulang tahun ke-5, ternyata!) dan baru kurang lebih 3 minggu ber-domain seperti ini, rasanya sedikit banyak boleh ya share tentang dunia per-blog-an. 🙂
Di blog yang sebelumnya, saya mem-follow banyak banget blogger. Dulu juga punya Feedly, yang isinya bejibun, sampai pusing sendiri membacanya. Hahaha…ambisitious reader! Dan juga pernah sih ada masa-masa membaca beberapa blog sekenanya aja. Karena saya kadang kurang nyaman dengan tulisan yang blognya terlalu berwarna-warni, atau banyak salah ketiknya, atau susunan bahasa yang terlalu baku. Ya, saya mah gak complain ke pemilik blog karena itu murni hak mereka. Ya kan?
Nah, hebatnya ada beberapa blog yang di kolom komentarnya bisa menjaring ratusan komentar. Keren!
Tapi…apakah itu artinya, semua komentator itu baca kalimat per kalimat tulisan blogger tersebut?
Bisa iya, bisa gak.
Ah gampang cari tahu pembaca benar-benar membaca tulisan atau gak, ya dari komentar dia lah. Kalau komentarnya ternyata gak sinkron dengan isi tulisan, atau komentarnya mempertanyakan hal yang jelas sudah dibahas, nah itu artinya mereka gak benar-benar membaca.
Setuju?
Saya gak. 😛
Kenapa? Karena itu hal yang relatif banget. Kalau tentang komentar di luar topik, mmm…ya emang bikin malas dan saya lumayan setuju, kalau diasumsikan dia gak benar-benar membaca tulisan kita. Tapi mari berbaik sangka. 🙂
Tentang mempertanyakan hal yang sudah jelas dibahas, kayaknya duluuuu banget saya pernah lagi gak konsen membaca sebuah blog, sehingga di kolom komentar saya bertanya hal yang sudah ditulis, eh…jadi malu sendiri aja sih. Sejak itu, kalau memang ingin berkomentar, saya pasti sudah benar-benar membaca tulisan si pemilik blog tersebut dan dalam kondisi konsentrasi.
Terus…kalau ada yang merasa, “Kenapa di blog saya jarang banget ada komentar dengan tingkat engagement (bingung cari padanan kata bahasa Indonesia yang pas untuk engagement di bahasan ini) yang bagus? Kenapa komentar cuma “Pertamax, Gan” atau “Tulisan bagus, gan. Nitip link dong gan”.
Saya akan bilang, “Jangan sedih.”
Ya karena harus diakui bahwa saat ini para pembaca jarang membaca keseluruhan isi tulisan. Apalagi kalau kecepatan internet mereka bagus banget. Judul menarik, eh pas dibaca paragraf pertama gak bagus, langsung deh ganti tulisan. Klik sana. Klik sini.
Hasilnya? Cuma ada beberapa tulisan yang benar-benar dibaca dari awal sampai habis.
Nah, lalu…bagaimana ya nulis di blog supaya pembaca benar-benar membaca tulisan kita?
Saya coba sadur dari beberapa artikel dan berdasarkan pengalaman ya. 🙂
Bikin judul yang eye catching dan bikin penasaran
Tapi…isi tulisan pun juga harus sesuai dengan judul tersebut. Sering menemukan judul yang bombastis kan di media berita online tapi ternyata isinya berbeda dengan judul. Nah, jangan seperti itu. Pembaca akan kapok, lho!
Paragraf pertama yang “mengundang”
Maksudnya mengundang pembaca untuk terus lanjut ke paragraf selanjutnya, sampai habis. Contohnya tulisan Ariev ini:
“You know, I never did this before.” Dick berucap kepada saya yang duduk di dalam kokpit Cat 304E CR Hydraulic Excavator yang harus saya kendalikan sesaat lagi. Matanya tajam menatap saya, tanpa mata genit.
Ketika membaca tulisan ini, saya udah lumayan penasaran, “Jangan-jangan si Dick ini belum pernah jadi driver”. Saya pun lanjut baca paragraf kedua.
Hah? Saya sontak kaget. “How come?” Bagaimana bisa, Dick, yang ditugaskan menjadi trainer sehari saya dalam menjajal berbagai alat berat di Caterpillar Learning Centre, Edwards, Illinois, justru belum pernah mengemudikan mesin ini sebelumnya. Sementara bagi saya, inilah pertama kali saya yang berat, duduk di dalam kokpit sebuah alat berat.
Di tulisan Ariev yang panjang banget ini, berhasil bikin saya gak membaca tulisannya sampai habis. *ngos-ngosan*
Ibaratnya nih kalau kita baru kenalan sama orang: judul itu adalah pakaian yang kita gunakan dan paragraf pertama itu adalah kalimat perkenalan kita dengan orang tersebut. Kalau pakaian atau impresinya positif, pasti kita mau kenal lebih lanjut dengan orang tersebut, kan? 🙂
Menarik di sini maksudnya gak melulu tentang ganteng atau cantik. Tapi ya jangan pasang foto yang buram atau foto yang berlumuran darah. Serem. Mana ada yang mau lihat. Eh, saya sih gak mau lihat ya, gak tau kalau pembaca lainnya.
Bahasa yang komunikatif
Berdasarkan pengalaman saya nulis untuk beragam klien, pasti ada aja permintaan khususnya. Misalnya, di industri kami pakai diksinya harus ini, harus itu, dan lain sebagainya. Wajar, karena mereka yang mempekerjakan kita sehingga ada permintaan khusus. Selain itu, tulisan tersebut bertujuan untuk meningkatkan brand mereka.
Terus bagaimana dengan blog? Blog kan yang punya kita sendiri. Jadi seharusnya gak perlu repot mikirin maunya orang lain, kecuali kalau ikut kuis atau kalau membahas SARA. Nah ini harus berhati-hati memilih padanan kata-kata.
Kalau ditanya ke saya pribadi, saya lebih suka membaca blog dengan bahasa yang santai aja tapi tetap menjunjung tinggi EYD. Banyak mau ya? 😛
Kayaknya segitu dulu dech 5 tips menulis blog agar benar-benar dibaca.
In the end of the day, let’s writing!
Terlepas dari ada yang benar-benar membaca blog kita atau tidak, ya nulis saja. Tidak ada ruginya, kan? 🙂
Jika ada yang mau menambahkan tips-tips ini, silahkan. Kita belajar bareng! Terus, kalau kalian, benar-benar baca tulisan di blog sampai habis gak?
R.I







Leave a comment