Berbagi Pengalaman tentang Working from Home

Kali pertama saya mengenal istilah “working from home” rasanya di medio 2009, saat masih bekerja di kantor konsultan komunikasi.

Biasanya, kondisi ini dilakukan jika sedang tidak sepenuhnya fit namun pekerjaan masih ada yang harus diselesaikan. Jadi, gak full break gitu.

Kunci penting saat mengajukan diri ‘working from home’ adalah kuatnya komunikasi dan koordinasi, baik melalui WA, email, telpon, dsbnya. Jangan sampai nih, ngajuin ‘working from home’ tapi susah banget dijangkaunya. Alasannya: lagi sibuk sama anak, lagi masak, dsb. Moonmaap situ ‘working from home’ atau emang lagi cuti?

Itu dua kondisi yang berbeda.

Menjadi sosok yang amanah itu penting banget lah di dunia pekerjaan. Perusahaan berhak banget lho mendapatkan performa terbaik dari karyawannya. Pun sebaliknya, jika memang terbukti kinerja karyawannya bagus selama di kantor, maka jika sesekali ingin mengajukan ‘working from home’ pasti juga mudah dikabulkannya.

Ini kalau kondisi normal ya, bukan di kondisi force majeur dengan outbreak corona kayak sekarang.

Tapi gimana ya sis, mau banget nih nyoba ‘working from home’ tapi distraksi datang aja dari anak, ponakan, tetangga, dsbnya.

Ya udah, tinggal cari tempat yang nyaman dan aman dong.

Bukan berarti lho ‘working from home’ kita leha-leha, menunda berbagai macam deadline yang sudah ditetapkan.

Terus gimana agar pekerjaan selesai tepat waktu saat ‘working from home’?

Ya dikerjain! Hehe…

Caranya yang utama adalah mengkondisikan diri bahwa dirimu emang lagi kerja, tapi beda lokasi aja.

Kalau sudah terbiasa bangun pagi, ya tetap lakukan.

Bahkan siapa ya saya lupa, ada seorang CEO rasanya yang memang suka ‘working from home’ tapi dia tuh tetap pakai kemeja kantor lho di rumahnya agar tercipta suasana yang kondusif.

Kasih waktu istirahatnya persis kayak jam di kantor.

Dengan membuktikan diri bahwa kamu tetap produktif, mau di kantor, di pantai, di gunung atau di manapun ke pihak perusahaan maka terbuka peluang untuk dipercaya ke posisi yang lebih baik lagi. Insyaa Allah…

Bukankah big responsibility itu comes from small things?

Kalau kamu, ada cerita juga ndak tentang ‘working from home?’

Ladeva

7 thoughts on “Berbagi Pengalaman tentang Working from Home

Leave a comment